SEJARAH INDONESIA
KD 3.1
PROSES
MASUK DAN PERKEMBANGAN PENJAJAHAN BANGSA EROPA (PORTUGIS, SPANYOL, BELANDA,
INGGRIS) KE INDONESIA
Puryanti,
S.Pd., Gr.
A. Proses
Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia
Pada permulaan abad
Pertengahan, orang-orang Eropa sudah mengenal hasil bumi dari dunia Timur,
terutama rempah-rempah dari Indonesia. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan
Turki Usmani (1453) mengakibatkan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat
(Timur Tengah) terputus. Hal ini mendorong orang-orang Eropa mencari jalan
sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat mereka
butuhkan. Melalui penjelajahan samudra, akhirnya bangsa-bangsa Barat berhasil
mencapai Indonesia. Kedatangan bangsa-bangsa Barat di Indonesia pada mulanya
lewat kongsi-kongsi perdagangan. Kongsi-kongsi perdagangan tersebut berusaha
untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia melalui praktik
monopoli.
Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa
(1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
a.
Portugis diijinkan
mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
b.
Pajajaran akan menerima
barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
c.
Portugis akan memperoleh
lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis
datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun
disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah.
Pertempuran berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan
yang jaya (menang) (Kemendikbud. 2016: 32).
Masuknya Bangsa Spanyol ke Indonesia
Kedatangan bangsa Portugis sampai
di Indonesia (Maluku)
segera diikuti oleh bangsa
Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7
April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh
Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan.
Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan
ini Magelhaen terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaen,
ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan
usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah.
Sebelum terjadi perang besar,
akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529)
yang isinya sebagai berikut.
a.
Spanyol harus meninggalkan
Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
b. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku (Kemendikbud. 2016: 33)
Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum
datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah- rempah dari
Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan
rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk
mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan– Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert (Kemendikbud. 2016: 35) .
Tujuan
dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Masuknya Bangsa Inggris ke Indonesia
Perlu dipahami bahwa setelah
Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin
meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan
rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan
besar dalam perdagangan rempah- rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah
secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara.
Tetapi karena Inggris terlibat
konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk
mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian
berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota
masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang
justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah
penghasil rempah- rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari
daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai
ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris
ini masuk ke India pada tahun 1600.
Inggris justru memperkuat
kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke
Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena
itu, pada abad ke 18, sudah banyak para pedagang- pedagang Inggris yang
berdagang sampai ke Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan
sekutunya Perancis. Inggris
bahkan sempat mengancam monopoli perdagangan yang
dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya,
yaitu VOC.
Inggris (Setiawan, 2017: 7)
Adapun periode masuknya bangsa bangsa Eropa ke Indonesia adalah sebagai
berikut:
B. Perkembangan
Penjajahan Portugis di Indonesia
Pada bulan April 1511,
Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan kekuatan
kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah
kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak
Malaka terhambat oleh pertikaian antara
Sultan Mahmud dan putranya,
Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas
perintah ayahnya.
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan
oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka
sampai bulan November
1511, dan selama
itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan
orang-orang Melayu. Dia juga
memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat
ke India dengan kapal besar, dia berhasil
meloloskan diri
Pada tahun 1602, pemerintah
Inggris mengirim utusannya ke Banten guna mengadakan hubungan bilateral antara
pedagang Inggris dengan Banten. Hasil dari pertemuan ini adalah diberikannya
izin oleh Sultan Banten untuk Inggris mendirikan kantord agang di Banten.
Selain di Banten, Inggris juga membangun kantord agang di Jayakarta. Hingga
abad ke 16, Inggris telah mendirikan banyak kantor dagang di daerah Indonesia,
seperti Gowa, Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya yang sombong dan
otoriter, masyarakat Indonesia tidak menyukai pedagang-pedagang ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera
beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.
Hubungan
Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena upaya yang lemah Portugis
melakukan kristenisasi dan karena perilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan. Pada tahun 1535, orang-orang
Portugis di Ternate menurunkan Raja Tabariji (1523-1535) dari singgasananya dan
mengirimnya ke Goa yang dikuasai Portugis. Disana dia masuk Kristen dan memakai
nama Dom Manuel, dan setelah dinyatakan tidak terbukti melakukan hal-hal yang
dituduhkan kepadanya, dia dikirim kembali ke
Ternate untuk menduduki singgasananya lagi. Akan tetapi dalam perjalanannya dia
wafat di Malaka pada tahun 1545. Namun sebelum wafat, dia menyerahkan Pulau
Ambon kepada orang Portugis yang menjadi ayah baptisnya, Jordao de Freitas.
Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis yaitu pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll. Hal ini mencerminkan peranan bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai lingua francadi seluruh pelosok nusantara sampai awal abad XIX. Bahkan di Ambon masih banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dan lain-lain. Pengaruh besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik di beberapa daerah timur di Indonesia.
C. Perkembangan
Penjajahan Spanyol di Indonesia
Awak kapal Trinidad yang
ditangkap oleh Portugal dan dipenjarakan kemudian dengan bantuan pelaut Minahasa
dan Babontewu dari kerajaan Manado mereka dapat meloloskan diri. Ke 12 pelaut ini
kemudian berdiam dipedalaman Minahasa, ke Amurang terus ke Pontak,
kemudian setelah beberapa
tahun mereka dapat
melakukan kontak kembali dengan
armada Spanyol yang telah kembali
ke Pilipina. 1522 Spanyol
memulai kolonisasi di Sulawesi Utara 1560 Spanyol mendirikan pos di Manado.
Pada tahun 1550 Spanyol telah
mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut
menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa.
Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang
dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk
menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya
Spanyol dapat menduduki Minahasa. Dan Dotu Kepala Walak (Kepala Negara) Lolong
Lasut punya anak buah Tonaas Wuri’ Muda (Insulinda, 2015: 8)
Dari kesepakatan Tordisalles itu, Portugis menelusuri dari pesisir pantai Afrika dan samudera Hindia. Sedangkan Spanyol menelusuri Samudera Atlantik, benua Amerika Selatan dan melayari samudera Pasifik. Pertemuan terjadi ketika kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand Maggelan menelusuri Pasifik dan tiba di pulau Kawio, gugusan kepulauan Sangir dan Talaud di Laut Sulawesi pada 1521. Untuk mencegah persaingan di perairan Laut Sulawesi dan Maluku Utara, kedua belah pihak memperbarui jalur lintas melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Perjanjian tersebut membagi wilayah dengan melakukan batas garis tujuhbelas derajat lintang timur di perairan Maluku Utara. Namun dalam perjanjian tersebut,Spanyol merasa dirugikan karena tidak meraih lintas niaga dengan gugusan kepulauan penghasil rempah-rempah. Untuk itu mengirimkan ekspedisi menuju Pasifik Barat pada 1542.
D. Perkembangan
Penjajahan Belanda di Indonesia
Besarnya keuntungan yang diperoleh dari perdagangan rempah-rempah dan didukung oleh
pengusiran bangsa Portugis menyebabkan para penguasa di Belanda bersaing untuk
berlayar ke Maluku. Harga rempah-rempah di Eropa pun semakin tidak terkendali.
Melihat kenyataan ini. Parlemen Belanda atau Staten Generaal mengusulkan
agar semua perusahaan pelayaran membentuk sebuah kongsi dagang pada tahun 1598. Mulai tahun 1602
Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah
Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil
yang telah menggantikan Majapahit. Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak
dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang
bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda
(bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
VOC telah diberikan hak monopoli terhadap
perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda
pada tahun 1602 (Indsejarah.net.,
2016: 4).
VOC mempunyai hak-hak istimewa
yang disebut hak Oktrooiyang diberikan oleh parlemen Balanda. Hak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hak
monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika.
2. Hak
memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan.
3. Hak
berperang dan menjajah
4. Hak
mengangkat pegawai.
5. Hak
melakukan pengadilan dan hak mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Di samping hak-hak
istimewanya, VOC juga memiliki kewajiban khusus terhadap pemerintahan Belanda. VOC wajib melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten General atau parlemen Balanda dan membantu pemerintah
Belanda dalam kondisi perang.
Pada akhir abad ke-18, VOC
mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang
dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh:
a.
persaingan dagang dari
bangsa Perancis dan Inggris,
b.
penduduk Indonesia, terutama
Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu
membeli barang-barang yang dijual oleh
VOC
c.
perdagangan gelap merajalela
dan menerobos monopoli perdagangan VOC,
d.
pegawai-pegawai VOC banyak
melakukan korupsi dan kecurangan-kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya
terlalu kecil,
e. VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.
Undang-UndangAgraria (Agrarische Wet) 1870
Undang-undang agraria pada intinya menjelaskan bahwa semua tanah milik penduduk Indonesia
adalah milik pemerintah kerajaan Belanda.
Maka pemerintah Belanda memberi mereka
kesempatan untuk menyewa tanah milik
penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Sewa-menyewa tanah itu
diatur dalam Undang-Undang Agraria tahun 1870. Undang-undang itu juga
dimaksudkan untuk melindungi petani, agar tanahnya tidak lepas dari tangan
mereka dan jatuh ke tangan para pengusaha. Tetapi seringkali hal itu tidak
diperhatikan oleh pembesar-pembesar pemerintah.
Undang-Undang Gula (Suiker Wet)
Dalam
undang-undang ini ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut ke luar Indonesia,
tetapi harus diproses di dalam negeri. Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus
secara bertahap dan diambil alih oleh pihak swasta. Pihak swasta juga diberi kesempatan yang luas untuk mendirikan pabrik gula baru (Poesponegoro, 1993: 97).
Dalam tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan pertama mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak di Sumatera
Timur yang disebut (Koelie
Ordonnantie). Koeli Ordonnantie ini, yang mula-mula hanya berlaku untuk Sumatera
Timur tetapi kemudian
berlaku pula di semua wilayah Hindia
Belanda di luar
Jawa, memberi jaminan-jaminan tertentu
pada majikan terhadap
kemungkinan pekerja- pekerja
melarikan diri sebelum masa kerja mereka
menurut kontrak kerja habis. Di lain
pihak juga diadakan peraturan-peraturan yang melindungi para pekerja terhadap tindakan sewenang-wenang dari
sang majikan.
Pencetus politik etis (politik
balas budi) ini adalah Van Deventer.Van Deventer memperjuangkan nasib bangsa
Indonesia denga nmenulis karangan dalam majalah DeGids yang berjudu lEeu
Eereschuld (Hutang Budi).Van Deventer menjelaskan bahwa Belanda telah berhutang
budi Menurut Van Deventer, ada tiga cara untuk memperbaiki nasib rakyat
tersebut, yaitu memajukan.
a.
Edukasi (Pendidikan). Dengan edukasi akan dapat meningkatkan kualitas bangsa Indonesia
sehingga dapat diajak memajukan perusahaan perkebunan dan mengurangi keterbelakangan.
b.
Irigasi (pengairan).
Dengan irigasi tanah pertanian akan menjadi subur dan produksinya bertambah.
c.
Emigrasi (pemindahanpenduduk).
Dengan emigrasi tanah-tanah di luar Jawa yang belum
diolah menjadi lahan perkebunan, akan dapat diolah
untuk menambah penghasilan.
Selain itu juga untuk mengurangi kepadatan penduduk Jawa.
Pendukung Politik Etisusulan Van
Deventer adalah sebagai berikut.
a.
Mr. P. Brooshoof, redaktursuratkabar De Lokomotif, yang padatahun 1901 menulis
buku berjudul De Ethische Koers In
de Koloniale Politiek (Tujuan Ethis
dalam Politik Kolonial).
b.
K.F. Holle, banyak membantu
kaum tani.
c.
Van Vollen
Hoven, banyak memperdalam hokum adat pada beberapa suku bangsa di Indonesia.
d.
Abendanon, banyak memikirkan
soal pendidikan penduduk pribumi.
e.
Leivegoed,
seorangjurnalis yang banyak menulis tentang rakyat
Indonesia.
f.
Van Kol,
banyak menulis tentang keadaanp emerintahan Hindia Belanda.
g.
Douwes Dekker (Multatuli),
dalam bukunya yang berjudul Max Havelaar,Saya
dan Adinda.
Dalam bidang irigasi (pengairan) diadakan pembangunan dan perbaikan. Tetapi pengairan tersebut tidak
ditujukan untuk pengairan sawah dan
ladang milik rakyat, namun untuk mengairi
perkebunan-perkebunan milik swasta asing dan pemerintah kolonial.
Emigrasi
juga dilaksanakan oleh pemerintah Belanda bukan
untuk memberikan penghidupan yang layak serta pemerataan penduduk, tetapi untuk membuka hutan- hutan baru di luar pulau Jawa bagi perkebunan dan perusahaan swasta asing. Selain itu juga untuk mendapatkan tenaga kerja
yang murah.
Jelaslah bahwa pemerintah Belanda telah menyelewengkan Politik Etis. Usaha- usaha yang dilaksanakan baik edukasi, irigasi, dan emigrasi, tidak untuk memajukan rakyat Indonesia, tetapi untuk kepentingan penjajah itu sendiri. Sikap penjajah Belanda yang demikian itu telah menyadarkan bangsa Indonesia bahwa penderitaan dan kemiskinan rakyat Indonesia dapat diperbaiki jika bangsa Indonesia bebas merdeka dan berdaulat.
E. Perkembangan
Penjajahan Inggris di Indonesia
Penjajahan Inggris di
Indonesia berlangsung singkat yaitu sekitar 5 tahun. Inggris menguasai pulau
Jawa setelah melakukan penyerangan dengan menggunakan 60 kapal dan berhasil
menguasai Batavia pada 26 Agustus 1811 kemudian diteruskan dengan Kapitulasi Tuntang pada 18 September 1811 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris. Saat itu yang memimpin Indonesia
adalah Stamford Raffles yang memiliki kebijakan - kebijakan diantaranya.
Pemerintahan
Raffles membagi pulau Jawa
menjadi 16 Karesidenan, sistem ini diteruskan Belanda sampai akhir pendudukan
di Indonesia. Dengan adanya sistem karesidenan ini memudahkan Inggris dalam
mengorganisir pemerintahan. Selain itu juga mengubah sistem pemerintahan ke
corak barat.
Bidang Ekonomi
Penghapusan kewajiban tanaman ekspor
menjadi awal kebijakan Raffles, selain itu Raffles juga menghapus pajak hasil
bumi (Contingenten) serta sistem
penyerahan wajib (Verplichte leverentie)
yang dahulu diterapkan oleh VOC. Raffles melakukan sistem sewa tanah untuk
mendapatkan pemasukan kas Inggris. Namun pelaksanaannya mengalami kegagalan,
ada 3 faktor yang menjadi penyebab kegagalan yaitu : Sulitnya menentukan jumlah
pajak tanah karena harus melakukan pengukuran dan penelitian tentang kesuburan
tanah, Sistem uang sebagai pajak yang harus dibayar belum
berlaku sepenuhnya di masyarakat Indonesia, Kepemilikan tanah
masih bersifat tradisional.
Hukum
Pada bidang hukum, Raffles mengubah
pelaksanaan hukum yang sebelumnya pada pemerintahan Daendels berorientasi pada
ras (warna kulit) namun pada masa Raffles lebih cenderung pada besar kecilnya
kesalahan.
Sosial
Raffles menghapus adanya kerja rodi
dan perbudakan, namun dalam kenyataannya Raffles juga melakukan pelanggaran
undang - undang dengan melakukan kegiatan serupa.
Ilmu Pengetahuan
Pada bidang Ilmu pengetahuan
Raffles menulis suatu buku yang dinamakan History
of Java di London 1817. Selain itu ia juga menulis buku History of the East Indian Archipelago.
Raffles mendukung perkumpulan Bataviaach
Genootschap serta melakukan temuan berupa
bunga Rafflesia Arnoldi.
Raffles juga pernah
mengundang para ahli pengetahuan dari luar negeri untuk melakukan
penelitian - penelitian di Indonesia. Raffles menemukan bunga raksasa yang
diyakini sebagai bunga terbesar di dunia bersama seroang bernama Arnoldi.
Adanya gejolak di Eropa atas situasi Inggris dan Belanda berdampak pula bagi
pemerintahan Indonesia di bawah Inggris. Ditandatanganinya perjanjian London
yang berisi bahwa Belanda mendapatkan kembali jajahannya pada 1814 menjadi
akhir dari pemerintahan Inggris di Indonesia.
Kebijakan Sewa Tanah Masa Pemerintahan Raffles
Setelah Inggris menguasai Indonesia,
Raffles ditunjuk untuk menjadi Gubernur EIC (East Indies Company) di Indonesia yang diangkat pada 19 Oktober
1811 dan menjabat selama lima tahun (1811 - 1816). Raffles yang menjabat
sebagai Gubernur melakukan perubahan - perubahan baik di bidang ekonomi maupun
pemerintahan. Kebijakan Contingenten yang
sebelumnya diterapkan oleh pemerintahan Daendels kemudian diganti dengan
kebijakan sistem sewa tanah (Landrent).
Dengan adanya kebijakan ini, pribumi harus membayar sewa atas tanah mereka,
karena semua tanah dianggap milik negara.
Pokok Sistem Sewa Tanah
a.
Kerja paksa dan penyerahan
wajib yang pernah berlaku dihapuskan.
b.
Hasil pertanian oleh pribumi
diambil langsung oleh pemerintah tanpa adanya
perantara dari bupati
c.
Rakyat harus membayar tanah
atas kepemilikan tanah yang mereka pergunakan kepada pemerintah.
Kegagalan Sistem Sewa Tanah
a.
Sulitnya menentukan pajak untuk luas yang berbeda
- beda kepada pemilik tanah
b.
Sulitnya menentukan tingkat
kesuburan suatu tanah
c.
Terbatasnya jumlah pegawai
d.
Sistem uang belum sepenuhnya
berlaku di masyarakat pedesaan
Pembagian Wilayah Pada Masa Pemerintahan Raffles
Kebijakan selanjutnya yang dilakukan
oleh Raffles yaitu dengan membagi wilayah Jawa menjadi 16 daerah karesidenan.
Kebijakan ini dilakukan agar pemerintahan Inggris lebih mudah dalam melakukan
pengawasan terhadap daerah - daerah di pulau
Jawa. Setiap residen tersebut dikepalai oleh seorang residen dan asisten
residen. 16 Karesidenan tersebut diantaranya Madura, Banyuwangi, Besuki,
Pasuruan, Surabaya, Gresik,
Rembang, Jepara, Jipang-Grobogan, Kedu, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon,
Batavia dan Banten. Untuk wilayah pedalaman yaitu pada Kasunana Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta wilayah tersebut meliputi Mancanegara Wetan dan Mancanegara Kilen
(Indsejarah.net. 2016:2). Setelah
menentukan 16 karesidenan, kemudian karesidenan tersebut dibagi menjadi wilayah
kabupaten yang dipimpin oleh seorang bupati. Bupati tersebut dibantu oleh
seorang patih yang bertugas sebagai pengawas teritorial. Kepala residen
membawahi bidang pemerintahan, peradilan serta pajak negara.






Harrah's casino to go public - Aljordan14 retromegabit
BalasHapusHarrah's will not run 메이플 캐릭터 슬롯 a casino air jordan 18 retro men shop in the Ak-Chin area. The show to buy air jordan 18 retro men blue casino will have a where to find air jordan 18 retro red suede gaming floor at Harrah's in how to get air jordan 18 retro men Ak-Chin Village.